PENARIKAN,
SELEKSI DAN PENEMPATAN TENAGA KERJA
Penarikan (Recruitment)
Karyawan
Pengertian dan Tujuan Penarikan (Recruitment) Karyawan
Penarikan (recruitment) pegawai
merupakan usaha untuk memperoleh sejumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
perusahaan, terutama yang berhubungan dengan penentuan kebutuhan tenaga kerja,
penarikan, seleksi, orientasi dan penempatan. Penarikan pegawai bertujuan
menyediakan pegawai yang cukup agar manajemen dapat memilih karyawan yang
memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan (Malthis dan Jackson, 2001:112).
Rekrutmen
merupakan proses komunikasi dua arah. Para pelamar menghendaki informasi yang
akurat mengenai seperti apakah rasanya bekerja di dalam organisasi
bersangkutan. Organisasi-organisasi sangat menginginkan informasi yang akurat
tentang seperti apakah pelamar-pelamar tersebut jika kelak mereka diangkat
sebagai pegawai.
Menurut
Hasibuan (2008 :
28) : “rekrutmen adalah proses penarikan, seleksi,
penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang efektif dan
efisien membantu tercapainya tujuan perusahaan”.
Sementara
menurut Komaruddin (2004:98):
“Rekrutmen adalah proses menarik orang-orang yang memenuhi persyaratan
untuk mengajukan lamaran atas pekerjaan yang belum terisi, yang terbagi atas
pengadaan internal dan pengadaan eksternal. Pengadaan internal merupakan promosi karyawan yang dalam oganisasi
yang tujuannya untuk menjaga dan mempertahankan karyawan yang memiliki kinerja
baik. Pengadaan eksternal
melibatkan usaha menarik orang-orang dari luar organisasi untuk mengisi
lowongan pekerjaan melalui pemasangan iklan,wawancara pameran peluang kerja dan
metode lainnya”.
Menurut Siagian (2006:102),” rekrutmen adalah proses mencari, menemukan dan
menarik para pelamar yang kapabel untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu
organisasi”.
Dari
definisi di atas, dapat kita simpulkan
pengertian pengadaan adalah suatu proses yang dilakukan oleh organisasi untuk
mendapat tambahan pegawai melalui beberapa tahapan sampai mendapatkan calon
karyawan yang kualified sesuai dengan jabatan atau lowongan yang ada.
Penetapan jumlah
karyawan yang akan ditarik kedalam perusahaan berdasarkan atas pertimbangan
dari setiap bagian, dimana masing – masing bagian tersebut memberitahukan
kepada bagian administrasi sebagai pelaksana operasional.
Setiap perusahaan dalam melakukan rekrutmen pada
dasarnya memiliki suatu tujuan untuk mendapatkan tenaga yang cocok dengan
jabatan yang dipangkunya serta yang berkualifikasi dalam bidangnya. Tujuan
rekruitmen menurut Amirullah dan Hanafi, (2002:131) adalah bertujuan
menyediakan tenaga kerja yang cukup agar manajer dapat memilih karyawan yang
memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan. Sehingga diharapkan tenaga kerja
tersebut akan dapat menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya
dengan cara seefisien mungkin guna tercapainya tujuan.
Tujuan rekrutmen menurut
Simamora (2004:214):
1.
Untuk
memikat sekumpulan besar pelamar kerja sehingga organisasi akan mempunyai
kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap calon-calon
pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.
2.
Tujuan
pasca pengangkatan (post-hiring goals)
adalah penghasilan karyawan-karyawan yang merupakan pelaksana-pelaksana yang
baik dan akan tetap bersama dengan perusahaan sampai jangka waktu yang masuk
akal.
3.
Upaya-upaya
perekrutan hendaknya mempunyai efek luberan (spillover effects) yakni citra umum organisasi haruslah menanjak,
dan bahkan pelamar-pelamar yang gagal haruslah mempunyai kesan-kesan positif
terhadap perusahaan.
Sumber lain mengatakan,
tujuan rekruitmen adalah untuk mencari calon tenaga kerja yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Kegagalan dalam proses perekrutan akan menyebabkan
kinerja karyawan tidak maksimal sesuai dengan harapan perusahaan. Dalam
merekrut karyawan baru manajemen sumber daya manusia harus dapat mencari
karyawan yang tepat dan sesuai untuk jabatan tertentu, oleh sebab itu perlu
dilakukan pengukuran terhadap tuntutan (demand) dan
persyaratan-persyaratan (requirement) dari jabatan tersebut. (http://yeremias.blogdetik.com,
diakses 2 Mei 2012)
Pengertian dan Tujuan Seleksi Karyawan
Pelaksanaan seleksi merupakan salah satu bagian
penting dalam aktivitas atau kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia terutama untuk
pengadaan tenaga kerja, karena dengan adanya seleksi maka akan menghasilkan
karyawan-karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan baik dan segi jumlah
maupun mutu, yang akan menjamin kelancaran tugas-tugas dan jalannya aktivitas. Berikut definisi seleksi menurut para ahli,
yaitu:
Menurut Sirait (2006:69):
“Seleksi adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan atau
organisasi untuk dapat mengambil keputusan tentang siapa-siapa dari calon
pegawai yang paling tepat (memenuhi syarat) untuk bisa diterima menjadi pegawai
dan siapa-siapa yang seharusnya ditolak”.
Menurut Hasibuan (2008:53), “seleksi adalah kegiatan pemilihan dan
penentuan pelamar yang diterima atau ditolak untuk menjadi karyawan suatu
perusahaan”.
Menurut Nitisemito (2000:225), “ seleksi adalah
kegiatan suatu peusahaan untuk dapat memilih karyawan yang paling tepat dalam
jumlah yang cepat pula dari calon -calon yang dapat ditariknya”. Sedangkan
menurut Simamora (2004:234), “proses seleksi yang baik dan benar akan membuat
karyawan memiliki semangat dalam bekerja, karena bidang yang digelutinya
merupakan apa yang diminati oleh dirinya dan pekerjaan itu merupakan sesuatu
hal yang dikuasai dengan baik”.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik
kesimpulan, bahwa seleksi merupakan penyaringan pelamar untuk memastikan apakah
calon yang akan dipekerjakan tersebut merupakan calon yang dianggap paling
tepat.
Tujuan dasar dari proses seleksi adalah untuk
memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Menurut Simamora
(2004:202),” untuk mendapatkan dan mencocokkan secara benar dengan pekerjaan
untuk memenuhi kualifikasi sebagaimana tercantum dalam job description”.
Adapun tujuan seleksi
penerimaan karyawan menurut Hasibuan (2008 : 49) adalah :
1.
Karyawan yang qualified dan potensial.
2.
Karyawan yang jujur dan berdisiplin.
3.
Karyawan yang cakap dengan penempatannya yang
tepat.
4.
Karyawan yang terampil dan dan bersemangat dalam
bekerja.
5.
Karyawan yang memenuhi persyaratan undang-undang
perburuhan.
6.
Karyawan yang dapat bekerja sama baik secara
vertikal maupun horizontal.
7.
Karyawan yang dinamis dan kreatif.
8.
Karyawan yang inovatif dan bertanggung jawab
sepenuhnya.
9.
Karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi.
10. Mengurangi tingkat absensi dan turnover karyawan.
11. Karyawan yang mudah dikembangkan pada masa depan.
12. Karyawan yang dapat bekerja secara mandiri.
13.
Karyawan yang
mempunyai perilaku dan budaya malu.
Sedangkan menurut
Irianto (2001:45) menyebutkan tiga tujuan prinsip proses seleksi:
a. “Untuk membantu organisasi membuat keputusan
tentang individu yang memiliki karakteristik yang paling memadu dengan atau
memenuhi persyaratan jabatan atau pekerjaan yang lowong.
b. Memastikan bahwa calon pekerja yang ditawarkan
dan organisasi secara keseluruhan yang memungkinkan mereka dapat membuat
keputusan yang tepat untuk bergabung dengan organisasi atau tidak.
c. Dari fakta yang yang tak terhindarkan adalah
bahwa dalam proses seleksi terdapat penyempitan bidang calon pekerjaan yang
dibutuhkan yang akhirnya mengarahkan pada penawaran pekerjaan pada satu orang
atau selompok kerja calon pekerja”.
Prosedur Seleksi Karyawan
Prosedur seleksi meliputi beberapa tahapan. Menurut
Towers dalam Irianto (2001:45) terdapat empat fungsi utama dari dalam tahapan
seleksi tersebut, yakni:
a. Pengumpulan Informasi
Meliputi pelaksanaan fungsi untuk
mengumpulkan informasi tentang organisasi pekerjaan, jalur karier dan kondisi
pekerjaan. Disamping itu juga tentang para calon yang meliputi pengalaman
mereka, kualifikasi dan karakteristik personal.
b. Prediksi
Penggunaan informasi masa lalu dan kini
tentang karakteristik calon sebagai basis untuk membuat prediksi tentang
proyeksi perilakunya di masa mendatang.
c. Pembuat Keputusan
Penggunaan Prediksi tentang proyeksi
perilaku calon di masa mendatang sebagai basis untuk membuat keputusan tentang
penerimaan atau terhadap calon.
d. Pasokan Informasi
Memberi informasi tentang organisasi,
pekerjaan, kondisi organisasi kepada calon serat di sisi lainnya memberi
informasi tentang hasil proses seleksi kepada seluruh pihak yang terlibat,
misalnya para manajer lini, spesialis SDM dan sebagainya.
Proses seleksi dilaksanakan perusahaan untuk memilih
pelamar yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Langkah-langkah dalam proses seleksi karyawan menurut
Mangkuprawira (2001:208) adalah :
1. Pemeriksaan
awal
Dimaksudkan untuk meminimalkan waktu yang
digunakan departemen SDM selama proses penyeleksian dengan melepaskan para
pelamar yang tidak memenuhi syarat yang sudah ditentukan perusahaan. Pemeriksaan
awal dilakukan apabila pelamar memiliki spesifikasi pekerjaan yang minim.
Sekali dasar proses pencarian pekerjaan ditentukan, ikhtisar atau surat lamaran
harus segera disimpan hati-hati. Selama surat lamaran berisi uraian pengalaman kerja pelamar, keabsahan isinya
seharusnya diperiksa lagi karena bisa jadi mengandung informasi yang salah.
2. Pengisian Formulir
Pengisian formulir lamaran adalah proses
pencatatan tentang lamaran kerja para individu pelamar. Pengisian formulir
lamaran yang menyediakan informasi yang berhubungan mengenai individu digunakan
penawaran pekerjaan. Lima aspek penting dalam pengisian formulir lamaran yang
baik adalah sebagai berikut :
a) Pelamar
menerangkan dengan sebenarnya daftar informasi dan tanggal yang
disajikan adalah benar.
b) Pelamar
setuju sepenuhnya pada hasil pengujian kesehatan sesuai dengan syarat-syarat pekerjaan .
c) Pelamar
memberi wewenang kepada pengusaha, majikan
sebelumnya dan rujukan untuk menyediakan informasi latar belakang
pelamar yang sebenarnya.
d) Pelamar
memahami dan menerima bahwa pekerjaan adalah sebagai kehendaknya
dan dapat dihentikan setiap saat dengan atau tanpa sebab.
e) Hanya
persetujuan pekerjaan tertulis yang ditandatangani badan formal legal yang
absah menawarkan pekerjaan.
3. Penggunaan Formulir
Formulir lamaran adalah catatan permanen
dari kualifikasi pelamar untuk suatu pekerjaan. Disamping itu, untuk penyediaan
informasi yang diperlukan untuk suatu proses penyelesaian, surat lamaran juga
diserahkan kepada dinas penempatan tenaga kerja sebagai laporan.
4. Pengujian (Testing)
Penggunaan pengujian dalam proses
penyeleksian terkadang diadakan, tetapi di lain kesempatan tidak tergantung
kegunaan dan jenis pekerjaannya.
Disamping itu dapat jadi beberapa tes tidak
handal dan yang lainnya tidak menghasilkan perkiraan kinerja karyawan yang
akurat. Persoalan pokok yang sering ditemukan adalah penggunaan tes yang
bersifat umum dan tanpa mempertimbangkan keabsahannya.
Adapun beberapa tes dalam proses
penyeleksian, diantaranya sebagai berikut:
a) Tes Kepribadian dan Minat
Tes kepribadian mengukur beberapa hal,
seperti kecenderungan emosi atau keterbukaan, kemampuan berinteraksi sosial,
kepercayaan dan kejujuran.
Tes minat umumnya dirancang untuk mengukur
preferensi atau pilihan kegiatan individual dan dapat juga untuk memperkirakan
jenis pekerjaan atau jabatan apa yang yang akan cocok diambil.
b) Tes Bakat dan Prestasi
Tes bakat (aptitude) dipakai untuk menilai kapasitas seseorang untuk belajar.
Tes prestasi dipakai untuk mengetahui derajat seseorang yang telah belajar.
c) Tes Pengetahuan
Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan seseorang pelamar dalam bidang pengetahuan atau keahlian tertentu.
d) Tes Kesehatan
Hampir semua perusahaan mensyaratkan kepada
pelamar untuk memiliki kesehatan prima agar mereka mampu melakukan pekerjaannya
dengan baik.
5. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara seleksi
yang paling sering dan penting untuk dijalankan. Dengan cara ini umumnya dapat
diketahui mengenai sifat dan kepribadian pelamar, penampilan, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan untuk mengambil keputusan secara tepat.
Sedangkan menurut
Siagian (2006 : 137) : “langkah-langkah yang ditempuh dalam proses seleksi
ialah :
1. Penerimaan Surat Lamaran
2. Penyelenggaraan ujian
3. Wawancara seleksi
4. Pengecekan latar belakang pelamar dan surat-surat referensinya
5. Evaluasi kesehatan
6. Wawancara oleh manajer yang akan menjadi atasan langsungnya
7. Keputusan atas lamaran
Masing-masing langkah tersebut akan diuraikan secara singkat berikut
ini.
Ad.1.
Penerimaan surat lamaran
Apabila sejumlah pelamar telah mengirimkan berkas–berkas lamaran, maka
berkas tersebut diteliti oleh bagian administrasi. Pemeriksaan berkas – berkas
lamaran ini kegiatan pertama dalam proses seleksi karyawan. Jika salah satu
atau lebih syarat yang ditetapkan tidak dipenuhi maka dengan sendirinya lamaran
tersebut dianggap gugur dan tidak diikutsertakan pada tahap seleksi berikutnya.
Pemeriksaan ini dilakukan seteliti mungkin agar calon – calon yang melamar
adalah betul – betul calon yang terbaik dari keseluruhan calon yang ada.
Persyaratan yang diteliti adalah :
-
Surat lamaran
yang ditulis tangan
-
Fotokopi
ijasah terakhir atau sertifikat
-
Kartu Tanda
Pengenal (KTP/SIM)
-
Sertifikat
atau referensi yang mendukung
-
Pasfoto
Bagi calon karyawan yang lolos
seleksi administrasi tersebut, akan dipanggil untuk mengikuti testing atau
ujian tertulis.
Ad.2.
Penyelenggaraan ujian
Agar calon karyawan yang akan diterima benar–benar tersaring dan
berkualitas maka calon karyawan tersebut ditesting. Testing tersebut meliputi
dua hal yakni yang pertama adalah testing yang meliputi pengetahuan umum, moral
Pancasila dan bahasa Inggris yang dilakukan secara tertulis. Setelah itu,
pelamar akan mengikuti psikotes, untuk mengukur beberapa faktor psikologi
tertentu yang digunakan untuk memperkirakan apa yang akan dilakukan seseorang
dimasa yang akan datang. Dalam psikotes ini faktor-faktor yang diukur adalah
seperti kecerdasan atau daya pikir, kemampuan mempelajari temperamen dan
pribadiannya, mengukur minat, mengukur bakat dan kepribadiannya. Pelaksanaan
testing ini biasanya diserahkan perusahaan pada konsultan yang terkait dalam
bidang psikologi.
Ad.3.
Wawancara Seleksi
Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut
(rinci) tentang data-data personal yang telah ada dalam surat lamaran ataupun
surat keterangan lainnya. Disamping itu untuk mendapatkan informasi yang belum
diperoleh selama seleksi yang diadakan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
dalam wawancara dapat diketahui lebih banyak mengenai latar belakang calon
karyawan. Pihak pelamar dapat pula mengajukan pertanyaan mengenai perusahaan
maupun pekerjaan yang akan dilakukan. Hal ini yang didapat dalam wawancara
tersebut adalah tawar-menawar kompensasi balas jasa.
Ad. 4.
Pengecekan latar belakang pelamar dan surat-surat referensi
Salah satu langkah proses seleksi adalah mengharuskan pelamar
melengkapi lamarannya dengan dokumen-dokumen referensi. Surat-surat referensi
dimaksudkan untuk melengkapi informasi tentang diri pelamar seperti kemampuan intelektual,
sikap, nilai yang dianut, perilaku dan hal-hal lain yang dipandang relevan. Permintaan
informasi referensi dari para pelamar adalah melalui referensi dari atasan
langsung, mantan guru atau dosen, sahabat keluarga dan pihak-pihak lain yang
karena mengenal pelamar dengan baik dianggap kompeten memberikan berbagai
informasi yang diperlukan. Namun pada masa saat ini cara ini kurang efektif
lagi, karena referensi biasanya hanya menonjolkan segi-segi psitif dari pelamar
saja, tetapi sudah mulai diganti dengan cara meminta pelamar untuk memberikan
beberapa nama yang menjadi referensinya dan perekrutlah yang menghubungi
orang-orang tersebut secara langsung, misalnya melalui telepon.
Ad.5.
Evaluasi kesehatan
Hal ini merupakan tahapan akhir dari keseluruhan seleksi yang ada pada
perusahaan ini. Adapun tujuan tes ini adalah untuk melihat dengan jelas kondisi
calon karyawan dan untuk memastikan bahwa calon karyawan tersebut benar-benar
dalam keadaan siap dalam melaksanakan tugasnya kelak tanpa adanya hambatan
suatu penyakit apapun. Fisik dan mental yang sehat merupakan syarat mutlak yang
harus dipenuhi karena tanpa itu seorang karyawan mungkin akan mengalami
kesulitan dalam melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Evaluasi kesehatan ini
biasanya dilakukan oleh tim medikal yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Ad. 6. Wawancara langsung oleh manajer yang akan
menjadi atasannya
Dalam manajemen sumber daya manusia dewasa ini semakin dirasakan
pentingnya keterlibatan para penyelia yang akan menjadi atasan langsung pelamar
dalam proses seleksi. Bahkan dalam banyak organisasi kecenderungan kuat dewasa
ini adalah memberikan wewenang dan kata terakhir kepada para penyelia untuk
memutuskan siapa di antara para pelamar yang diterima dan siapa yang ditolak.
Hal ini dilakukan dengan pertimbangan atau alasan mengapa kecenderungan
ini timbul pesat antara lain adalah karena penyelia lebih memahami seluk beluk
dan tuntunan teknikal pekerjaan yang akan dipercayakan kepada pelamar, dan
penyelia inilah yang bertanggung jawab untuk mengarahkan, memberikan dorongan,
membina dan mengembangkan pelamar setelah dia menjadi pekerja dalam organisasi
yang bersangkutan.
Ad. 7.
Keputusan atas lamaran
Langkah terakhir dalam proses seleksi adalah pengambilan keputusan
tentang lamaran yang masuk. Siapapun yang pada akhirnya mengambil keputusan
atas lamaran yang diterima, apakah diterima atau ditolak, yang jelas ialah
bahwa dua hal penting mendapat perhatian.
Pertama, merupakan tindakan yang sangat etis sekaligus merupakan
langkah penting dalam menjaga citra positif suatu organisasi apabila para
pelamar yang lamarannya tidak diterima segera diberitahu tentang penolakan
tersebut. Hal ini agar pelamar yang ditolak tersebut dapat
mengambil langkah baru untuk melamar ke tempat pekerjaan lain. Tindakan seperti
ini dikatakan etis dan tepat karena dengan demikian organisasi menunjukkan
keperduliannya terhadap nasib orang-orang pencari pekerjaan. Sikap demikian
sekaligus menjadi alat hubungan masyarakat yang efektif bagi organisasi yang
bersangkutan, baru kemudian memberitahu pelamar yag diterima.
Kedua, seluruh dokumen lamaran dari pelamar yang diterima untuk bekerja
perlu disimpan dengan baik dan rapi karena berbagai informasi yang terkandung
dalam dokumen tersebut akan sangat bermanfaat di kemudian hari dalam membina
dan mengarahkan karier pegawai yang bersangkutan. Patut diingat bahwa bukti
terbaik berlangsungnya proses seleksi dengan tepat adalah para karyawan yang
mampu bekerja secara produktif, memiliki loyalitas yang tinggi dan berperilaku
positif. Berarti informasi yang terdapat dalam dokumen lamaran itu akan sangat
bermanfaat untuk diteliti kembali di kemudian hari dalam hal pekerja tidak
memenuhi harapan karena dari penelusuran itu sangat mungkin ditemukan titik
lemah dari proses seleksi yang telah ditempuh. Maksudnya ialah agar titik lemah
tersebut diatasi dalam melakukan seleksi tenaga kerja di waktu-waktu yang akan
datang.
Dalam setiap tahapan seleksi, bila seorang pelamar gagal atau tidak
lulus, maka ia tidak berhak mengikuti seleksi selanjutnya. Hal ini dilakukan
agar perusahaan benar-benar memperoleh karyawan yang berkualitas. Dengan
selesainya proses seleksi, langkah berikutnya adalah orientasi dan penempatan
karyawan.
Penempatan
Karyawan
Pengertian dan Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam Penempatan Karyawan
Langkah
awal dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia yang terampil dan andal perlu adanya suatu perencanaan
dalam menentukan karyawan yang akan mengisi pekerjaan yang ada dalam perusahaan
yang bersangkutan. Keberhasilan dalam pengadaan tenaga kerja terletak pada
ketepatan dalam penempatan karyawan, baik penempatan karyawan baru maupun
karyawan lama pada posisi jabatan baru. Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat
menentukan dalam mendapatkan karyawan yang kompeten yang dibutuhkan perusahaan,
karena penempatan yang tepat dalam jabatan yang tepat akan dapat membantu
perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun beberapa pengertian
penempatan (placement) menurut para
ahli antara lain :
Menurut Rivai (2004:211), “penempatan adalah penugasan atau penugasan kembali seorang karyawan kepada
pekerjaan barunya”.
Menurut
Sastrohadiwiryo (2002:162):
“Penempatan tenaga kerja adalah proses pemberian tugas
dan pekerjaan kepada tenaga kerja yang lulus seleksi untuk dilaksanakan sesuai
ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta mampu mempertanggungjawabkan segala
risiko dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi atas tugas dan pekerjaan,
wewenang, serta tanggung jawabnya”
Menurut Sulistiyani & Rosidah (2003:151) mengemukakan bahwa pengertian penempatan adalah:
“Penempatan suatu kebijakan yang diambil oleh pimpinan
suatu instansi, atau bagian personalia untuk menentukan seorang pegawai masih
tetap atau tidak ditempatkan pada suatu posisi atau jabatan tertentu
berdasarkan pertimbangan keahlian, keterampilan atau kualifikasi tertentu”.
Pendapat-pendapat di atas menegaskan bahwa penempatan karyawan tidak
sekedar menempatkan saja, melainkan harus mencocokan dan membandingkan
kualifikasi yang dimiliki karyawan dengan kebutuhan dan persyaratan dari suatu
jabatan atau pekerjaan, sehingga the
right man on the righ job tercapai.
Pertimbangan rasional dalam pengambilan keputusan untuk menempatkan tenaga
kerja merupakan keluaran yang didasarkan atas fakta keterangan, dan data yang
dianggap representatif. Artinya, pengambilan keputusan dalam penempatan tenaga
kerja tersebut atas hasil seleksi yang telah dilakukan oleh manajer tenaga
kerja, khususnya bagian seleksi tenaga kerja.
Pertimbangan objektif ilmiah berdasarkan data dan keterangan tentang
pribadi tenaga kerja, baik atas dasar referensi dari seseorang maupun atas
hasil seleksi tenaga kerja yang pelaksanaannya tanpa mengesampingkan
metode-metode ilmiah.
Sastrohadiwiryo (2002:167), “prosedur penempatan tenaga kerja yang diambil merupakan
keluaran pengambilan keputusan yang dilakukan manajer tenaga kerja, khususnya bagian penempatan tenaga kerja, baik
yang telah diambil berdasarkan pertimbangan rasional maupun objektif ilmiah”.
Sistem
penempatan tenaga kerja dapat didefinisikan sebagai rangkaian komponen
ketenagakerjaan, khususnya dalam menempatkan tenaga kerja yang tepat pada
posisi yang tepat, dan dirancang dapat mencapai daya guna dan hasil guna yang
sebesar-besarnya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
1.
Haruslah
terdapat maksud dan tujuan dalam merancang sistem penempatan tenaga kerja.
2.
Haruslah
terdapat pendekatan/rancangan atau susunan komponen ketenagakerjaan.
3.
Masukan
informasi ketenagakerjaan yang tersedia harus dialokasikan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Seperti halnya dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
lain dalam penempatan karyawan juga perlu dipertimbangkan beberapa faktor.
Menurut Sastrohadiwiryo (2002:43) faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
penempatan tersebut adalah :
a. Faktor prestasi akademis
Faktor prestasi akademik yang telah dicapai
oleh karyawan selama mengikuti jenjang pendidikan harus mendapatkan
pertimbangan dalam menempatkan dimana karyawan yang bersangkutan harus
melaksanakan tugas dan pekerjaannya serta wewenang dan tanggung jawab.
b. Faktor Pengalaman
Pengalaman para karyawan yang sejenis yang
telah dialami sebelumnya, perlu mendapat pertimbangan dalam rangka penempatan
karyawan. Pengalaman bekerja banyak memberikan kecenderungan bahwa karyawan
memiliki keahlian dan ketrampilan kerja yang relatif tinggi. Sebaliknya
keterbatasan pengalaman bekerja yang dimiliki akan makin rendah tingkat
keahlian dan ketrampilan yang dimiliki.
c. Faktor Kesehatan Fisik dan Mental
Faktor kesehatan fisik dan mental perlu
mendapatkan pertimbangan dalam penempatan karyawan, meskipun kurang akurat
terhadap tingkat kepercayaan terhadap hasil tes kesehatan dilakukan terutama
kondisi fisik, namun secara sepintas dapat dilihat kondisi fisik karyawan yang
bersangkutan untuk dipertimbangkan pada tempat mana dia diberikan tugas dan
pekerjaan yang cocok baginya berdasarkan kondisi yang dimiliki.
d. Faktor Sikap
Sikap merupakan bagian hakiki dari
kepribadian seseorang. Dalam penempatan karyawan faktor sikap hendaknya menjadi
pertimbangan bagi manajer sumberdaya manusia, karena hal tersebut akan
berpengaruh secara langsung baik bagi individu dan perusahaan maupun bagi
masyarakat sebagai pengguna jasa dari perusahaan itu sendiri.
e. Faktor Status Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan karyawan
kerja adalah merupakan hal yang penting. Dengan mengetahui status perkawinannya
dapat ditentukan, dimana seseorang akan ditempatkan. Misalkan karyawan yang
belum menikah ditempatkan di cabang perusahaan di luar kota dan sebaliknya
karyawan yang sudah menikah ditempatkan pada perusahaan didalam kota dimana
keluarganya bertempat tinggal.
f. Faktor Usia
Faktor usia perlu dipertimbangkan dengan
maksud untuk menghindarkan rendahnya produktifitas yang dihasilkan oleh
karyawan yang bersangkutan. Biasanya karyawan yang usianya sudah tua akan
memiliki tingkat produktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan karyawan
yang usianya lebih muda.
Bentuk-
Bentuk dan Prosedur Penempatan Karyawan
Penempatan karyawan bukan hanya diperuntukkan bagi
mereka yang baru masuk menjadi karyawan
tetapi juga untuk karyawan lama dalam posisi dan jabatan baru, karena adanya
mutasi. Sebagaimana halnya para karyawan baru, karyawan lama perlu direkrut
secara internal, perlu dipilih dan biasanya juga menjalani program pengenalan
sebelum mereka ditempatkan pada posisi baru dan melakukan pekerjaan baru.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penempatan karyawan dapat dilakukan dalam bentuk-bentuk sebagai berikut :
a.
Promosi
Promosi adalah proses pemindahan dari satu
jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi. Nitisemito (2000:71). Promosi menurut
Siagian (2006:169) adalah apabila seorang pegawai dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lainnya yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatannya dalam
hierarki lebih tinggi dan penghasilannya pun lebih besar pula.
b.
Mutasi
Mutasi merupakan kegiatan rutin perusahaan
yang dilaksanakan dalam rangka menerapkan the right man in the righ place.
Mutasi atau pemindahan adalah kegiatan memindahkan karyawan dari suatu
pekerjaan ke pekerjaan lain yang dianggap sejajar. Nitisemito (2000:81).
Menurut Siswanto (2002:211) mutasi adalah kegiatan ketenagakerjaan yang
berhubungan dengan suatu proses pemindahan fungsi, tanggung jawab, dan status
ketenagakerjaan tenaga kerja ke situasi tertentu dengan tujuan agar tenaga
kerja yang bersangkutan memperoleh kepuasan kerja yang mendalam dan dapat
memberikan prestasi kerja yang semaksimal mungkin kepada perusahaan. Menurut
Siswanto (2002:220) dalam pengadaan mutasi karyawan harus memperhatikan
faktor-faktor yang dipandang obyektif dan rasional sebagai berikut :
1) Mutasi disebabkan kebijakan dan peraturan
manajer.
2) Mutasi atas dasar prinsip the right man in
the right job.
3) Mutasi sebagai tindakan untuk meningkatkan
moral kerja.
4) Mutasi sebagai media kompetisi yang rasional.
5) Mutasi sebagai langkah untuk promosi.
6) Mutasi untuk mengurangi Labour turn
over.
7) Mutasi harus terkoordinasi.
Alasan yang
menjadi dasar dilaksanakannya mutasi adalah kemampuan kerja, rasa tanggung
jawab, kesenangan dan sebagainya.
c. Demosi
Demosi yakni pemindahan seseorang ke jabatan lain
yang lebih rendah dalam suatu organisasi. Martoyo (2003:67), sedangkan menurut
Siagian (2006:173), demosi berarti bahwa seseorang, karena berbagai
pertimbangan mengalami penurunan pangkat atau jabatan dan penghasilan serta
tanggung jawab yang semakin kecil. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
demosi merupakan suatu proses perubahan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lain
yang lebih rendah dalam hierarki tanggung jawab dan wewenangnya. Demosi pada
umumnya dikaitkan dengan pengenaan suatu sanksi disiplin. Alasan lain yang
berakibat pada demosi karyawan adalah apabila kegiatan organisasi menurun atau
organisasi mengalami krisis. Selain itu demosi karyawan juga mungkin terjadi
bila pasar tenaga kerja menunjukkan dimana suply tenaga kerja lebih
besar dari pada demand tenaga kerja.
Prosedur penempatan karyawan merupakan suatu urutan
kronologis untuk menempatkan karyawan yang tepat pada posisi yang tepat pula.
Prosedur penempatan karyawan yang diambil merupakan output pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajer personalia
baik yang telah diambil berdasarkan pertimbangan rasional maupun obyektif
ilmiah.
Pertimbangan rasional merupakan output pengambilan
keputusan yang didasarkan atas fakta, keterangan, dan data yang dianggap
representatif. Pertimbangan obyektif ilmiah merupakan output pengambilan
keputusan yang didasarkan atas data dan keterangan tentang diri karyawan, baik
atas dasar referensi dari seseorang maupun atas dasar hasil seleksi karyawan
yang pelaksanaanya tanpa mengesampingkan metode-metode ilmiah.
Flippo
(2000:67) mengemukakan bahwa :
Untuk memenuhi prosedur penempatan
personalia kita harus memenuhi tiga buah persyaratan pendahuluan :
a. Harus ada wewenang untuk menempatkan
personalia yang datang dari daftar permintaan personalia, yang dikembangkan
melalui analisa beban kerja analisa tenaga kerja.
b. Kita harus mempunyai standar personalia yang
digunakan untuk membandingkan calon pekerja, standar ini dikemukakan oleh
spesifikasi jabatan yang dikembangkan melalui analisa jabatan.
c. Kita mesti mempunyai pelamar pekerjaan yang
akan diseleksi untuk ditempatkan
DAFTAR
PUSTAKA
Amirullah
dan Hanafi, Rindyah. 2002. Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Graha Ilmu
Flippo, B. Edwin. 2000. Manajemen
Personalia. Edisi Keenam. Jilid 1. diterjemahkan oleh Moh Masud.–Jakarta:
Erlangga
Hasibuan, Malayu
S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara
Irianto, Yusuf. 2001. Pengantar Manajemen. Yogyakarta
: Graha Ilmu
Komarrudin. 2004. Pengadaan Tenaga Kerja.
Jakarta : CV Rajawali
Malthis, L.
Robert dan Jackson, H. Jhon. 2006. Human
Resource Managemetnt. Edisi, Kesepuluh.
Jakarta : Salemba Empat
Mangkuprawira,
Tb. Sjafri. 2001. Manajemen Sumber daya Manusia Strategik. Jakarta :
Ghalia Indonesia
Martoyo,
Susilo. 2003. Manajemen Personalia ( Manajemen Sumber Daya Manusia).Edisi
Ketiga. Yogyakarta: Ghalia Indonesia
Nitisemito, Alex. 2000. Manajemen Personalia. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: dari Teori ke Praktek.
Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2002. Manajemen Tenaga Kerja
Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara
Saydam,
Gouzali. 2000. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta : PT. Toko Gunung Agung
Siagian,
Sondang P. 2006. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Simamora,
Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi III. Yogyakarta: STIE YKPN
Sirait, Justine T. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi ke 6.
Jakarta : CV Cikal Sejati.
Siswanto. Bejo. 2002. Manajemen Tenaga Kerja. Bandung : Sinar Baru
Sulistiyani, T. Ambar dan
Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Graha Ilmu
Bpk.DR.SULARDI. MM beliau selaku DEPUTI BIDANG BINA PENGADAAN, KEPANGKATAN DAN PENSIUN BKN PUSAT,dan dialah membantu kelulusan saya selama ini,alhamdulillah SK saya tahun ini bisa keluar.Teman teman yg ingin seperti saya silahkan anda hubungi bpk DR.SULARDI.MM Tlp; 0813-4662-6222. Siapa tau beliau mau bantu
BalasHapusKISAH NYATA..............
BalasHapusAss.Saya BPK. ANDRI YUNITA Dari Kota Surabaya Ingin Berbagi Cerita
dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
internet dan menemukan nomor Ki Dimas,saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya dikasi solusi,
awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Dimas alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
Dimas Taat Pribadi di nmr 081340887779 Kiyai Dimas Taat Peribadi,ini nyata demi Allah kalau saya bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.
KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!! PESUGIHAN DANA GAIP KY DIMAS KANJENG
hai saudaraku ini mau cerita sedikit,dulu aku juga pernah rasakan jadi tenaga kerja luar negeri,aku jalani 3thn tapi tak ada hasil memuaskan,karna cuma menutupi hutang piutan dikampung halaman dan menghidupi orang tua,tapi aku tak mau putus asa selalu cari orang yang bisa membantu aku dan berikan aku petunjuk,tapi berkat atas nama kisongo dinomornya 085217519919 atau www.paranormal-kisongo.blogspot.com beliau itu betul berikan saran dan petunjuk arahan kita,bagi anda percaya silakan aja berurusan degan beliau,terima kasih
BalasHapuscontoh daftar riwayat hidup harus dibenerin nih, jangan sampai sulit dibaca sama HRD. terimakasih gan.
BalasHapusBosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
BalasHapushanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
KABAR BAIK!!!
BalasHapusNama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.
Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.
Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.
Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.
Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan
Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.
Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com
Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.
Sepatah kata cukup untuk orang bijak.
Hai, apakah Anda mencari pemberi pinjaman yang legal dan andal? Apakah Anda memerlukan pinjaman? Apakah Anda memerlukan bantuan keuangan yang mendesak? Apakah Anda memerlukan pinjaman mendesak untuk melunasi hutang Anda atau apakah Anda memerlukan pinjaman modal untuk meningkatkan bisnis Anda? Kami menawarkan semua jenis pinjaman kepada individu dan perusahaan dengan tingkat bunga 2% dengan ketentuan yang jelas dan mudah dipahami. Kami akan mengirimkan jumlah berapapun ke lokasi mana pun, jika Anda tertarik dengan pinjaman dari perusahaan kami, silakan hubungi kami untuk informasi lebih lanjut
BalasHapus(E-MAIL) globalfinanceloancompany1@gmail.com
terima kasih
Seleksi Sumber Daya Manusia dan Manajemen
BalasHapus