Entri Populer

Sabtu, 19 Januari 2013

p,h,i


PRODUK, HARGA DAN IKLAN


Produk
Pengertian Produk
Pengertian produk ( product ) menurut Kotler dan Armstrong (2001: 346)  adalah  segala  sesuatu  yang  dapat  ditawarkan  kepasar  untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Menurut Saladin (2002:121), ”produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan”.
 Atribut Produk
Menurut Kotler dan Armstrong (2001:354) beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut produk) adalah:
a.  Merek (brand)
     Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau   kombinasi   dari   semua   ini   yang   dimaksudkan   untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk (Kotler  &  Armstrong, 2001:360
b. Pengemasan (packing)
     Pengemasan            (packing)  adalah  kegiatan  merancang  dan  membuat wadah  atau  pembungkus  suatu  produk. 
c. Kualitas Produk (Product Quality)
     Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk
untuk  melaksanakan  fungsinya  meliputi,  daya  tahan  keandalan,
ketepatan  kemudahan operasi  dan perbaikan,  serta  atribut  bernilai
lainnya.  Untuk  meningkatkan  kualitas  produk  perusahaan  dapat
menerapkan  program Total  Quality  Manajemen (TQM)".  Selain mengurangi kerusakan produk,  tujuan  pokok  kualitas  total  adalah untuk  meningkatkan  nilai  pelanggan.

Harga
Defenisi Harga
Kotler dan Amstrong (2001 : 339) mengatakan bahwa : “Harga adalah jumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa”. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah nilai yang konsumen pertukarkan untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa”.
Menurut Lamb et.al (2001:268), “harga adalah apa yang harus diberikan oleh konsumen (pembeli) untuk mendapatkan suatu produk”.
Menurut Swastha ( 2010 : 147 ), “ harga adalah jumlah uang ( ditambah beberapa barang kalau   mungkin ) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya “.
Strategi Penetapan Harga
Penetapan harga harus diarahkan demi tercapainya tujuan. Sasaran penetapan harga dibagi menjadi tiga (Stanton,1996:31)
1.   Berorientasi pada laba untuk:
a. Mencapai target laba investasi atau laba penjualan perusahaan.
b. Memaksimalkan laba
2.   Berorientasi pada penjualan untuk:
a. Meningkatkan penjualan.
b. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.
3.   Berorientasi pada status quo untuk:
a. Menstabilkan harga
b. Menangkal persaingan.

Menurut Alma (2002:45) dalam menentukan kebijaksanaan harga ada 3 kemungkinan:
a.   Penetapan harga diatas harga saingan
      Cara ini dapat dilakukan kalau perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa barang yang dijual mempunyai kualitas lebih baik, bentuk yang lebih menarik dan mempunyai kelebihan lain dari barang yang sejenis yang telah ada dipasaran.
b.   Penetapan harga dibawah harga saingan
      baru diperkenalkan dan belun stabil kedudukannya dipasar.
c.   Mengikuti harga saingan
      Cara ini dipilih untuk mempertahankan agar langganan tidak beralih ketempat lain.

Swasta (2001 :246) menjelaskan tingkat harga terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti :
1.   Keadaan Perekonomian
      Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku.
2.   Permintaan dan penawaran
      Permintaan adalah sejumlah barang yang diminta oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Penawaran yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu.
3.   Elastisitas permintaan
      Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat permintaan pasar.
4.   Persaingan
      Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada.
5.   Biaya
      Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.
6.   Tujuan perusahaan
      Tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan adalah :
-    Laba maksimum
-    Volume penjualan tertentu
-    Penguasaan pasar
-    Kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.
7.   Pengawasan pemerintah
      Pengawasan pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk: penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha kearah monopoli.

Tujuan penetapan harga menurut Swasta (2001 : 242) tersebut adalah:
1. Meningkatkan penjualan
2. Mempertahankan dan memperbaiki market share
3. Stabilisasi harga
4. Mencapai target pengembalian investasi
5. Mencapai laba maksimum.

Iklan
Pengertian Iklan
Menurut Kotler (2005:658), “iklan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran”.
Menurut pendapat Kriyantono (2008 : 174), “iklan adalah sebagai bentuk komunikasi nonpersonal yang menjual pesan-pesan persuasif dari sponsor yang jelas untuk mempengaruhi orang membeli produk dengan membayar sejumlah biaya untuk media”.
Menurut Shimp (2003:42), “ Iklan merupakan suatu investasi ekonomis, dan bagi kebanyakan perusahaan dan organisasi non profit, iklan merupakan sebuah investasi yang dianggap sangat menguntungkan”.
Menurut Kasali ( 1995 ), iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, yang ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat. Penyajian pesan itu harus dapat disuarakan atau diperlihatkan dan dinilai secara terbuka untuk suatu produk, jasa, atau ide.
Pendapat dari Tjiptono (2001), iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. American Marketing Association (AMA) mendefinisikan iklan sebagai semua bentuk bayaran untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide, barang, atau jasasecara non personal oleh sponsor yang jelas.
Menurut Aaker yang dikutip Tjiptono ( 2001:103 ) menyatakan bahwa iklan memegang peranan penting dalam pemasaran karena iklan akan menyampaikan beberapa pesan diantaranya adalah brand awareness (dikenal oleh masyarakat), strong brand association (memiliki persepsi terhadap merek tertentu yang baik), perceived quality (dipersepsikan konsumen untuk mengetahui produk tersebut bagian dari produk berkualitas), dan brand loyality (memiliki pelanggan setia). Setiap perusahaan tidak hanya membuat produk yang bagus, namun juga berinvestasi meningkatkan ekuitas merek melalui periklanan, sehingga dengan adanya iklan konsumen akan menjadi tahu tentang keunggulan  suatu produk.
Periklanan merupakan salah satu kiat utama yang digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi pada pembeli sasaran dan masyarakat. Periklanan juga merupakan cara yang paling efektif untuk menyebarkan peran, membangun preferensi kesan merek, maupun motivasi konsumen (Kasali, 1995). Konsumen akan merasa dekat dengan perusahaan apabila mendapatkan informasi seputar perusahaan dan info merek produk yang bersangkutan. Iklan menunjukkan seberapa besar niat perusahaan untuk melayani kepentingan konsumen. Menurut Cravens (1996) mengemukakan bahwa keuntungan penggunaan iklan untuk berkomunikasi dengan para konsumen diantaranya adalah biaya yang rendah perpemasangan, keragaman media, pengendalian pemasangan, isi pesan yang konsisten, dan kesempatan untuk mendesain iklan yang efektif dan kreatif.
Untuk memperkenalkan produknya biasanya perusahaan menggunakan media iklan, diantaranya televisi.Televisi adalah media yang banyak disukai oleh kalangan pengiklan nasional karena sangat mudah dilihat dan kemampuan mendemonstrasikan suatu. Terlebih lagi, televisi menngunakan warna, suara, gerakan, dan musik. Sehingga iklan tampak begitu hidup dan nyata. Iklan visual dapat menancapkan kesan yang lebih dalam, sehingga para konsumen begitu melihat produk akan segera teringat akan suatu merek tersebut (Jefkins, 1997).
Iklan yang dibintangi selebriti juga dapat meningkatkan nilai merek suatu produk. Pada produk Yamaha misalnya, merek produk Yamaha tersebut terangkat ke tingkat posisi yang lebih baik sejak beberapa selebriti papan atas mengiklankan produk tersebut. Artinya iklan tersebut menarik konsumen untuk membeli produk Yamaha. Contohnya Yamaha menggunakan Valentino Rossi, Komeng, Dedy Mizwar dan masih banyak lagi dalam iklannya untuk mendorong produk Yamaha ke kelas yang lebih tinggi.
Menurut fungsi iklan yang disampaikan oleh Shimp (2003:42) yang berkaitan dengan kebutuhan konsumen dikatakan bahwa iklan dapat memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen atas produk tersebut dan dengan adanya iklan yang dibintangi oleh selebriti akan dapat menambah kepercayaan produk di mata konsumen. Konsumen menerima informasi akan produk dari iklan, mulai dari perkenalan produk, informasi tata cara pemakaian, serta pelayanan purna jual sebisa mungkin dikomunikasikan oleh perusahaan melalui iklan. Strategi ini merupakan nilai tambah bagi konsumen, karena konsumen yang awalnya tidak tahu menjadi mengerti dan paham tentang produk tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa iklan memberi informasi kepada konsumen sebelum membeli suatu produk.
 
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari, 2002, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfa Beta
Jefkins, Frank .1997. Periklanan. Jakarta: Erlangga
Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta Prenada Media Group
Kasali, Rhenald. 1995. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Edisi Empat. Jakarta PAU Ekonomi UI
Kotler, Philip, dan  Gary, Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Penerjemah Imam Nurmawan. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Kotler, Philip, Alih Bahasa A.B. Susanto. 2005. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Lamb, Hair, dan McDaniel. 2001. Pemasaran.  Buku 1 dan 2. Penerjemah David Octarevia.Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Saladin, Djaslim. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Salemba Empat
Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi. Edisi V.Jilid 1 dan 2. Jakarta: Erlangga
Stanton, J. William. 1996. Prinsip Pemasaran. Edisi Ketujuh. Jilid ke 1. Jakarta: Erlangga
Swastha, Basu DH. 2010. Manajemen Penjualan .Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran. Edisi I. Yogyakarta: Andi Offset.





















Jumat, 18 Januari 2013

prestasi kerja

TEORI TENTANG PRESTASI KERJA KARYAWAN

Prestasi Kerja Karyawan
Setiap perusahaan pada dasarnya menginginkan dan menuntut agar seluruh karyawan selalu menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Namun karyawan tidak dapat diperlakukan seenaknya seperti menggunakan faktor-faktor produksi lainnya (mesin, modal, dan bahan baku). Karyawan juga harus selalu diikut sertakan dalam setiap kegiatan serta memberikan peran aktif untuk menggunakan alat-alat yang ada. Karena tanpa peran aktif karyawan, alat-alat canggih yang dimiliki tidak ada artinya bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Menurut Hasibuan ( 2008 : 94 ) menyatakan bahwa:
“Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas–tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan , pengalaman, dan kesungguhan serta waktu”.
Mangkunegara (2002 : 33) menyatakan:
“Prestasi kerja dari kata job performance atau actual performance adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Maier  dalam As’ad (2001 : 63) menjelaskan bahwa:
“Kriteria ukuran prestasi kerja adalah : kualitas, kuantitas, waktu yang dipakai, jabatan yang dipegang, absensi, dan keselamatan dalam menjalankan pekerjaan. Dimensi mana yang penting adalah berbeda antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain”.
Menurut Heidjrahman dan Husnan (2002 : 188):
“Prestasi kerja dapat ditafsirkan sebagai arti pentingnya suatu pekerjaan, tingkat keterampilan yang diperlukan, kemajuan dan tingkat penyelesaian suatu pekerjaan. Prestasi kerja merupakan proses tingkat mengukur dan menilai tingkat keberhasilan seseorang dalam pencapaian tujuan”.
Selanjutnya Rivai (2004:309) mengatakan bahwa : “Prestasi Kerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan”.

Faktor-faktor yang  Mempengaruhi Prestasi Kerja
Byar dan Rue dalam Sutrisno (2011:151) mengatakan bahwa:
“Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu faktor individu dan lingkungan. Faktor individu yang dimaksud adalah:
1.      Usaha (effort) yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental yang digunakan dalam menyelenggarakan gerakan tugas.
2.      Abilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas.
3.      Role/task perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu oleh individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Adapun faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi prestasi kerja adalah:
1.      Kondisi fisik
2.      Peralatan
3.      Waktu
4.      Material
5.      Pendidikan
6.      Supervisi
7.      Desain Organisasi
8.      Pelatihan
9.      Keberuntungan”.

Menurut Mangkunegara (2002: 33):
“Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja adalah:
  1. Faktor Kemampuan
  2. Faktor Motivasi
a.   Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dan kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata : (IQ 110 - 120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu karyawan perlu ditempatkan pada perkerjaan yang sesuai dengan keahlian.
b.   Faktor Motivasi
Motivasi berbentuk dari sikap (atitude) seorang karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

Indikator-indikator  Prestasi Kerja Karyawan
Pekerjaan dengan hasil yang tinggi harus dicapai oleh karyawan. Nasution (2000:99) menyatakan bahwa ukuran yang perlu diperhatikan dalam prestasi kerja antara lain :
1.


2.

3.


4.



5.
Kualitas kerja.
Kriteria penilaiannya adalah ketepatan kerja, keterampilan kerja, ketelitian kerja, dan kerapihan kerja.
Kuantitas kerja.
Kriteria penilaiannya adalah kecepatan kerja.
Disiplin kerja.
Kriteria penilaiannya adalah mengikuti instruksi atasan, mematuhi peraturan perusahaan, dan ketaatan waktu kehadiran.
Inisiatif.
Kriteria penilaiannya adalah selalu aktif atau semangat menyelesaikan pekerjaan tanpa menunggu perintah atasan artinya tidak pasif atau bekerja atas dorongan dari atasan.
Kerjasama.
Kriteria penilaiannya adalah kemampuan bergaul dan menyesuaikan diri serta kemampuan untuk memberi bantuan kepada karyawan lain dalam batas kewenangannya.



DAFTAR PUSTAKA
As’ad, Mohamad. 2001. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.

Nasution, Mulia. 2000. Manajemen Personalia. Jakarta : Djambatan

Rivai, Veithzal. 2004. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ketiga. Jakarta: Kencana Prenada Media Group