TEORI TENTANG PRESTASI KERJA KARYAWAN
Prestasi
Kerja Karyawan
Setiap perusahaan pada dasarnya
menginginkan dan menuntut agar seluruh karyawan selalu menyelesaikan
pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Namun karyawan tidak dapat diperlakukan
seenaknya seperti menggunakan faktor-faktor produksi lainnya (mesin, modal, dan
bahan baku). Karyawan juga harus selalu diikut sertakan dalam setiap kegiatan
serta memberikan peran aktif untuk menggunakan alat-alat yang ada. Karena tanpa
peran aktif karyawan, alat-alat canggih yang dimiliki tidak ada artinya bagi
perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Menurut Hasibuan ( 2008 : 94 )
menyatakan bahwa:
“Prestasi kerja adalah
suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas–tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan , pengalaman, dan
kesungguhan serta waktu”.
Mangkunegara (2002 : 33) menyatakan:
“Prestasi kerja dari kata job performance atau actual
performance adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya”.
Maier dalam As’ad (2001 : 63) menjelaskan bahwa:
“Kriteria ukuran
prestasi kerja adalah : kualitas, kuantitas, waktu yang dipakai, jabatan yang
dipegang, absensi, dan keselamatan dalam menjalankan pekerjaan. Dimensi mana
yang penting adalah berbeda antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang
lain”.
Menurut Heidjrahman dan
Husnan (2002 : 188):
“Prestasi kerja dapat
ditafsirkan sebagai arti pentingnya suatu pekerjaan, tingkat keterampilan yang
diperlukan, kemajuan dan tingkat penyelesaian suatu pekerjaan. Prestasi kerja
merupakan proses tingkat mengukur dan menilai tingkat keberhasilan seseorang
dalam pencapaian tujuan”.
Selanjutnya Rivai (2004:309) mengatakan bahwa :
“Prestasi Kerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan”.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Kerja
Byar dan Rue dalam Sutrisno (2011:151) mengatakan bahwa:
“Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu
faktor individu dan lingkungan. Faktor individu yang dimaksud adalah:
1.
Usaha (effort) yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental yang
digunakan dalam menyelenggarakan gerakan tugas.
2.
Abilities,
yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas.
3.
Role/task perception,
yaitu segala perilaku dan aktivitas yang dirasa perlu oleh individu untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan.
Adapun
faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi prestasi kerja adalah:
1.
Kondisi fisik
2.
Peralatan
3.
Waktu
4.
Material
5.
Pendidikan
6.
Supervisi
7.
Desain Organisasi
8.
Pelatihan
9.
Keberuntungan”.
Menurut Mangkunegara (2002: 33):
“Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja adalah:
- Faktor Kemampuan
- Faktor Motivasi
a.
Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) karyawan
terdiri dan kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya karyawan yang memiliki IQ diatas
rata-rata : (IQ 110 - 120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan
terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah
mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu karyawan perlu ditempatkan
pada perkerjaan yang sesuai dengan keahlian.
b.
Faktor Motivasi
Motivasi berbentuk dari sikap (atitude) seorang
karyawan dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi
menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi
(tujuan kerja).
Indikator-indikator
Prestasi Kerja Karyawan
Pekerjaan dengan hasil yang tinggi harus dicapai oleh
karyawan. Nasution (2000:99) menyatakan bahwa ukuran yang perlu diperhatikan dalam
prestasi kerja antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
|
Kualitas
kerja.
Kriteria
penilaiannya adalah ketepatan kerja, keterampilan kerja, ketelitian kerja,
dan kerapihan kerja.
Kuantitas
kerja.
Kriteria
penilaiannya adalah kecepatan kerja.
Disiplin
kerja.
Kriteria
penilaiannya adalah mengikuti instruksi atasan, mematuhi peraturan
perusahaan, dan ketaatan waktu kehadiran.
Inisiatif.
Kriteria
penilaiannya adalah selalu aktif atau semangat menyelesaikan pekerjaan tanpa
menunggu perintah atasan artinya tidak pasif atau bekerja atas dorongan dari
atasan.
Kerjasama.
Kriteria
penilaiannya adalah kemampuan bergaul dan menyesuaikan diri serta kemampuan
untuk memberi bantuan kepada karyawan lain dalam batas kewenangannya.
DAFTAR
PUSTAKA
As’ad, Mohamad. 2001. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.
Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara.
Nasution, Mulia.
2000. Manajemen Personalia. Jakarta : Djambatan
Rivai, Veithzal. 2004. Kepemimpinan
Dan Perilaku Organisasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sutrisno,
Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Cetakan Ketiga.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
|