PENGERTIAN,
JENIS, TUJUAN & FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMPENSASI
Kompensasi
Pengertian Kompensasi
Salah
satu usaha departemen personalia untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan
adalah melalui pemberian kompensasi. Kompensasi merupakan segala sesuatu yang
diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Maksud dari
tujuan pemberian kompensasi ini yaitu untuk membantu pegawai memenuhi kebutuhan
diluar kebutuhan rasa adil, serta meningkatkan motivasi kerja karyawan dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Untuk lebih jelasnya,
definisi kompensasi menurut beberapa para ahli antara lain sebagai berikut :
Definisi
kompensasi menurut Panggabean (2004:75) mengemukakan: “Kompensasi dapat
didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan
sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi”. Menurut Rivai (2004:357) mengemukakan bahwa:
“Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti
kontribusi jasa mereka pada perusahaan”.
Kompensasi menurut Sihotang
(2007 :220) ”Kompensasi adalah pengaturan keseluruhan pemberian balas jasa begi
pegawai dan para manajer baik berupa finansial maupun barang dan jasa pelayanan
yang diterima oleh setiap orang karyawan”.
Menurut Sikula dalam Mangkunegara
(2007:83) bahwa: ”Kompensasi
merupakan sesuatu yang dipertimbangkan sebagai sesuatu yang sebanding. Dalam
kepegawaian, hadiah yang bersifat uang merupakan kompensasi yang diberikan
kepada pegawai sebagai penghargaan dari pelayanan mereka”.
Menurut Hariandja (2005:244)
mengemukakan bahwa : ”Kompensasi
adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pegawai sebagai akibat dari
pelaksanaan pekerjaan di organisasi dalam bentuk uang atau lainnya, yang dapat
berupa gaji upah, bonus, insentif, dan tunjangan hari raya, uang makan, uang
cuti, dan lain-lain”.
Berdasarkan
pengertian-pengertian diatas maka penulis mencoba menyimpulkan bahwa kompensasi
merupakan bentuk penghargaan atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan
kepada karyawannya baik yang berbentuk finansial maupun barang dan jasa
pelayanan agar karyawan merasa dihargai dalam bekerja. Pemberian kompensasi
merupakan salah satu pelaksanaan fungsi MSDM yang berhubungan dengan semua
jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas
organisasi..
Jenis-jenis Kompensasi
Banyak pendapat yang menyatakan
tentang jenis-jenis kompensasi yang diterima oleh karyawan. Salah satunya menurut Rivai (2004 : 358) kompensasi terbagi menjadi dua yaitu sebagai
berikut :
1. Kompensasi Finansial,
Kompensasi finansial terdiri atas
dua yaitu kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung (tunjangan).
a. Kompensasi finansial langsung terdiri atas pembayaran pokok ( gaji,
upah), pembayaran prestasi, pembayaran insentif, komisi, bonus, bagian
keuntungan, opsi saham, sedangkan pembayaran tertangguh meliputi tabungan hari
tua, saham komulatif.
b. Kompensasi finansial tidak langsung terdiri atas proteksi yang meliputi
asuransi, pesangon, sekolah anak, pensiun. Kompensasi luar jam kerja meliputi
lembur, hari besar, cuti sakit, cuti hamil, sedangkan berdasarkan fasilitas
meliputi rumah, biaya pindah, dan kendaraan.
2. Kompensasi Non Finansial.
Kompensasi
non finansial terdiri atas karena karir yang meliputi aman pada jabatan,
peluang promosi, pengakuan karya, temuan baru, prestasi istimewa, sedangkan
lingkungan kerja meliputi dapat pujian, bersahabat, nyaman bertugas,
menyenangkan dan kondusif.
Pada dasarnya kompensasi
dikelompokkan kedalam dua kelompok, yaitu kompensasi finansial dan kompensasi
bukan finansial. Selanjutnya kompensasi finansial ada yang langsung dan ada
yang tidak langsung. Sedangkan kompensasi nonfinansial dapat berupa pekerjaan
dan lingkungan pekerjaan. Menurut Mondy dan Noe dalam Panggabean (2004:76) mengemukakan bahwa:
1. Kompensasi keuangan langsung terdiri atas:
a. Gaji
Gaji
adalah imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan secara teratur,
seperti tahunan, caturwulan, bulanan atau mingguan. Harder (1992) mengemukakan
bahwa gaji merupakan jenis penghargaan yang paling penting dalam organisasi.
b. Upah
Upah
merupakan imbalan finansial langsung dibayarkan kepada para pekerja berdasarkan
jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang
diberikan. Jadi tidak seperti gaji yang jumlahnya relatif tetap, besarnya upah
dapat berubah-ubah. Pada dasarnya, gaji atau upah diberikan untuk menarik calon
pegawai agar mau masuk menjadi karyawan.
c. Insentif
Insentif
merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya
melebihi standar yang ditentukan. Dengan mengasumsikan bahwa uang dapat
digunakan untuk mendorong karyawan bekerja lebih giat lagi, maka mereka yang
produktif lebih menyukai gajinya dibayarkan berdasarkan hasil kerja. Untuk itu
diperlukan kemampuan untuk menentukan standar yang tepat. Tidak terlalu mudah
untuk dicapai dan juga tidak terlalu sulit. Standar yang terlalu mudah tentunya
tidak menguntungkan bagi perusahaan. Sedangkan yang terlalu sulit menyebabkan
karyawan frustasi.
2. Kompensasi tidak langsung (Fringe benefit)
Fringe
benefit merupakan kompensasi tambahan yang diberikan berdasarkan kebijaksanaan
perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan
karyawan. Contohnya asuransi
kesehatan, asuransi jiwa, dan bantuan perumahan.
Menurut Dessler dalam Indriyatni (2009) kompensasi mempunyai tiga
komponen sebagai berikut :
1. Pembayaran uang secara langsung (direct financial payment) dalam bentuk gaji,
dan intensif atau bonus/komisi.
2. Pembayaran tidak langsung (indirect payment) dalam bentuk tunjangan
dan asuransi.
3. Ganjaran non finansial (non financial rewards) seperti jam kerja yang luwes dan kantor yang
bergengsi.
Berdasarkan pernyataan para
ahli tersebut di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kompensasi
finansial terdiri atas :
1. Kompensasi Finansial Langsung,
yaitu:
a.
Upah, menurut Nawawi (2001:316)
diartikan sebagai harga untuk jasa-jasa yang telah diberikan oleh seseorang
kepada orang lain. Sedangkan Rivai (2004:375) mengartikan upah sebagai imbalan
finansial langsung yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan jam kerja,
jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan.
b.
Gaji, menurut Hariandja (2005:245)
merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang diterima pegawai sebagai
konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang pegawai yang memberikan sumbangan
dalam mencapai tujuan organisasi.
c.
Bonus, menurut Mathis dan Jackson
(2000:369) mendefinisikan bonus sebagai pembayaran satu kali yang tidak menjadi
bagian dari gaji pokok karyawan.
d. Insentif
Insentif
merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya
melebihi standar yang ditentukan. Dengan mengasumsikan bahwa uang dapat
digunakan untuk mendorong karyawan bekerja lebih giat lagi, maka mereka yang
produktif lebih menyukai gajinya dibayarkan berdasarkan hasil kerja. Untuk itu
diperlukan kemampuan untuk menentukan standar yang tepat. Tidak terlalu mudah
untuk dicapai dan juga tidak terlalu sulit. Standar yang terlalu mudah tentunya
tidak menguntungkan bagi perusahaan. Sedangakan yang terlalu sulit menyebabkan
karyawan frustasi.
2. Kompensasi Finansial Tidak
Langsung/ Tunjangan, yang terdiri atas:
a.
Program Asuransi, merupakan jaminan atau
pertanggungan kepada karyawan dan keluarga mereka apabila terjadi suatu resiko
finansial atas diri mereka sesuai dengan jumlah polis yang disepakati. Jaminan
ini diberikan oleh perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan asuransi. Menurut
Rivai (2004:398) jaminan asuransi yang dapat diberikan kepada karyawan antara
lain adalah asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi karena ketidakmampuan
fisik atau mental karyawan, dan jaminan asuransi lainnya.
b.
Program pensiun, menurut Rivai
(2004:401) program ini diberikan kepada karyawan yang telah bekerja pada
perusahaan untuk masa tertentu, dan merupakan program dalam rangka memberikan
jaminan keamanan finansial bagi karyawan yang sudah tidak produktif. Program
ini bukanlah sesuatu yang diharuskan oleh pemerintah sehingga hanya perusahaan swasta
bertaraf nasional maupun internasional saja yang biasanya menggunakan program
ini selain instansi pemerintah yang memang diwajibkan memberikan dana pensiun
kepada pegawai tetapnya.
c.
Bayaran saat tidak masuk kerja, menurut
Rivai (2004:405) yang termasuk dalam kategori ini adalah istirahat selama jam
kerja, cuti sakit, cuti dan liburan, bebas dari kehadiran, serta asuransi
pengangguran. Senada dengan pendapat tersebut Schuler dan Jackson (1996:201)
membaginya dalam dua kategori utama yaitu pertama waktu pekerja tidak bekerja
di luar kantor, yang antara lain adalah cuti, cuti sakit, dan acara pribadi.
Kedua, waktu pekerja tidak bekerja di dalam kantor, yang termasuk di dalamnya
adalah jam istirahat, waktu makan siang, waktu membersihkan diri, dan waktu-waktu
ganti pakaian dan persiapan.
Tujuan Kompensasi
Secara
umum tujuan manajemen kompensasi adalah untuk membantu perusahaan mencapai
tujuan keberhasilan strategi perusahaan dan menjamin terciptanya keadilan
internal dan eksternal.
Menurut Rivai (2004:359) tujuan kompensasi
yaitu :
Tujuan manajemen kompensasi efektif, meliputi :
a.
Memperoleh SDM yang berkualitas
Kompensasi yang
cukup tinggi sangat dibutuhkan untuk memberi daya tarik kepada para pelamar.
Tingkat pembayaran harus responsive terhadap penawaran dan permintaan pasar
kerja karena para pengusaha berkompetisi untuk mendapatkan karyawan yang
diharapkan.
b.
Mempertahankan karyawan yang ada
Para karyawan
dapat keluar jika besaran kompensasi tidak kompetitif dan akibatnya akan
menimbulkan perputaran karyawan yang semakin tinggi.
c.
Menjamin keadilan
Manajemen kompensasi selalu berupaya agar keadilan
internal dan eksternal dapat terwujud. Keadilan internal mensyaratkan bahwa
pembayaran dikaitkan dengan nilai relatif sebuah pekerjaan sehingga pekerjaan
yang sama dibayar dengan besaran yang sama. Keadilan eksternal berarti
pembayaran terhadap pekerja merupakan yang dapat dibandingkan dengan perusahaan
lain di pasar kerja.
d. Penghargaan terhadap perilaku yang di
inginkan
Pembayaran hendaknya memperkuat perilaku
yang di inginkan dan bertindak sebagai insentif untuk perbaikan perilaku dimasa
depan, rencana kompensasi efektif, menghargai kinerja, ketaatan, pengalaman,
tanggung jawab, dan perilaku-perilaku lainnya.
e.
Mengendalikan biaya
Sistem kompensasi yang rasional membantu
perusahaan memperoleh dan mempertahankan para karyawan dengan biaya yang
beralasan. Tanpa manajemen kompensasi efektif, bisa jadi pekerja dibayar
dibawah atau diatas standar.
f. Mengikuti aturan hukum
system gaji dan upah yang
sehat mempertimbangkan faktor-faktor legal yang dikeluarkan pemerintah dan
menjamin pemenuhan kebutuhan karyawan.
g.
Memfasilitasi pengertian
Sistem manajemen kompensasi hendaknya
dengan mudah dipahami oleh spesialis SDM, manajer operasi, dan para karyawan.
h.
Meningkatkan efisiensi administrasi
Program
pengupahan dan penggajian hendaknya dirancang untuk dapat dikelola dengan
efisien, membuat system informasi SDM optimal, meskipun tujuan ini hendaknya
sebagai pertimbangan sekunder dibandingkan dengan tujuan-tujuan lain.
Menurut
Hill, Bergma, dan Scarpello yang dikutip Panggabean (2004:77) mengemukakan
bahwa kompensasi diberikan untuk :
a. Menarik karyawan dalam jumlah dan kualitas
yang diinginkan
b.
Mendorong agar lebih berprestasi
c.
Agar dapat mempertahankan mereka
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompensasi
Menurut Mangkunegara (2007:84) ada enam
faktor yang mempengaruhi kebijakan kompensasi yaitu :
a.
Faktor Pemerintah
Peraturan
pemerintah yang berhubungan dengan penentuang standar gaji minimal, pajak
penghasilan, penetapan harga bahan baku, biaya transportasi/angkutan, inflasi
maupun devaluasi sangat mempengaruhi perusahaan dalam menentukan kebijakan
kompensasi pegawai.
b.
Penawaran Bersama antara Perusahaan dan Pegawai
Kebijakan
dalam menentukan kompensasi dapat dipengaruhi pula pada saat terjadinya tawar
menawar mengenai besarnya upah yang harus diberikan oleh perusahaan kepada
pegawainya. Hal ini terutama dilakukan oleh perusahaan dalam merekrut pegawai
yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yang sangat dibutuhkan
diperusahaan.
c.
Standard Biaya
Hidup Pegawai
Kebijakan
kompensasi perlu dipertimbangkan standard biaya hidup minimal pegawai. Hal ini
karena kebutuhan dasar pegawai harus terpenuhi. Dengan terpanuhinya kebutuhan
dasar pagawai dan keluarganya, maka pegawai akan merasa aman. Terpenuhinya
kebutuhan dasar dan rasa aman pegawai akan memungkinkan pagawai dapat bekerja
dengan penuh motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi
tinggi antara motivasi kerja pegawai dan prestasi kerjanya, ada korelasi
positif antara motivasi kerja dan pencapaian tujuan perusahaan.
d.
Ukuran Perbandingan Upah
Kebijakan
dalam menentukan kompensasi dipengaruhi pula oleh ukuran besar kecilnya
perusahaan, tingkat pendidikan pegawai, masa kerja pegawai. Artinya, perbandingan tingkat upah pegawai perlu
memperhatikan tingkat pendidikan, masa kerja, dan ukuran perusahaan.
e.
Permintaan dan Persediaan
Dalam
menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu mempertimbangkan tingkat
persediaan dan permintaan pasar. Artinya, kondisi pasar pada saat ini perlu
dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan tingkat upah pegawai.
f.
Kemampuan Membayar
Dalam
menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu didasarkan pada kemampuan
perusahaan dalam membayar upah pegawai. Artinya, jangan sampai mementukan kebijakan kompensasi diluar batas
kemampuan yang ada pada perusahaan.
Menurut Rivai (2004:363) mengemukakan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi terbagi menjadi dua yaitu :
1.
Pengaruh Lingkungan Eksternal pada Kompensasi
Diantara faktor-faktor yang
mempengaruhi upah dan kebijakan kompensasi adalah sesuatu yang berada diluar
perusahaan, seperti: pasar tenaga kerja, kondisi ekonomi, peraturan pemerintah,
dan serikat pekerja.
a. Pasar Tenaga Kerja
pasar tenaga kerja mempengaruhi desain
kompensasi dalam dua cara. Pertama, tingkat persaingan tenaga kerja
sebagian menentukan batas rendah atau floor tingkat pembayaran. Jika
tingkat pembayaran suatu perusahaan terlalu rendah, tenaga kerja yang memenuhi
syarat tidak akan bersedia bekerja diperusahaan itu. Kedua, pada saat
yang sama, mereka menekan pengusaha untuk mencari alternatif, seperti
penyediaan tenaga kerja asing, yang harganya mungkin lebih rendah, atau
teknologi yang mengurangi kebutuhan tenaga kerja.
b. Kondisi Ekonomi
salah satu aspek yang juga mempengaruhi
kompensasi sebagai salah satu faktor eksternal adalah kondisi-kondisi ekonomi
industri, terutama derajat tingkat persaingan, yang mempengaruhi kesanggupan
untuk membayar perusahaan itu dengan gaji tinggi.
c. Peraturan Pemerintah
pemerintah secara langsung mempengaruhi
tingkat kompensasi melalui pengendalian upah dan petunjuk yang melarang
peningkatan dalam kompensasi untuk para pekerja tertentu pada waktu tertentu,
dan hukum yang menetapkan tingkat tarif upah minimum, gaji, pengaturan jam
kerja, dan mencegah diskriminasi. Pemerintah juga melarang perusahaan
mempekerjakan pekerja anak-anak dibawah umur (yang telah ditetapkan).
d. Serikat Pekerja
Pengaruh eksternal penting lain pada suatu
program kompensasi kerja dalah serikat kerja. Kehadiran serikat pekerja
diperusahaan sektor swasta diperkirakan meningkat upah 10 sampai 15 persen dan
menaikan tunjangan sekitar 20 sampai 30 persen. Juga, perbedaan upah antara
perusahaan yang mempunyai serikat pekerja dengan yang tidak mempunyai serikat
pekerja tampak paling besar selama periode resesi dan paling kecil selama
periode inflasi.
2.
Pengaruh Lingkungan Internal pada Kompensasi
Ada
beberapa faktor internal yang mempengaruhi upah: ukuran, umur, anggaran tenaga
kerja perusahaan dan siapa yang dilibatkan untuk membuat keputusan upah untuk
organisasi.
a. Anggaran Tenaga Kerja
Anggaran tenaga kerja secara normal,
identik dengan jumlah uang yang tersedia untuk kompensasi karyawan tahunan.
Tiap-tiap unit perusahaan dipengaruhi oleh ukuran anggaran tenaga kerja. Suatu
anggaran perusahaan tidak secara normal menyatakan secara tepat jumlah uang
yang dialokasikan kemasing-masing
karyawan melainkan berapa banyak yang tersedia untuk unit atau divisi.
b. Siapa yang membuat keputusan kompensasi
Kita lebih mengetahui siapa yang membuat
keputusan kompensasi disbanding sekitar beberapa faktor lain, tetapi masalah
ini bukan suatu hal sederhana. Keputusan atas berapa banyak yang harus dibayar,
system apa yang dipakai, manfaat apa untuk ditawarkan, dan sebagainya,
dipengaruhi dari bagian atas hingga dibawah perusahaan.
Menurut Panggabean (2004:81)
mengemukakan bahwa tinggi rendahnya kompensasi dipengaruhi oleh faktor :
a.
Penawaran dan permintaan.
b.
Serikat pekerja.
c.
Kemampuan untuk membayar.
d.
Produktivitas.
e.
Biaya hidup.
f.
Pemerintah.
Perlu dicatat bahwa tidak setiap perusahaan memberikan
bentuk kompensasi seperti yang telah disebutkan diatas kepada karyawannya. Hal
ini tergantung pada kondisi dari perusahaan tersebut. Di satu pihak perusahaan
harus dapat memenuhi kebutuhan karyawannya, tetapi dilain pihak perusahaan juga
harus memperhitungkan kemampuan perusahaan dalam membiayai karyawan tersebut.
Kompensasi ini memerlukan biaya yang tidak sedikit oleh karena itu perlu
diperhatikan apakah pemberian kompensasi yang dilakukan dapat memberi manfaat
bagi karyawan maupun bagi perusahaan.
Tahapan Menetapkan Kompensasi
Menurut Rivai (2004:366):
Tujuan
manajemen kompensasi bukanlah membuat berbagai aturan dan hanya memberikan
petunjuk saja. Namun, semakin banyak tujuan perusahaan dan tujuan pemberian
kompensasi juga harus diikuti dengan semakin efektif administrasi penggajian
dan pengupahan. Untuk memenuhi
tujuan-tujuan tersebut, perlu diikuti tahapan-tahapan manajemen kompensasi
sebagai berikut ini:
Tahap 1 : Mengevaluasi tiap pekerjaan, dengan menggunakan informasi analisis
pekerjaan, untuk menjamin keadilan internal yang didasarkan pada nilai relative
setiap pekerjaan
Tahap 2 : Melakukan survey upah dan gaji untuk
menentukan keadilan eksternal yang
didasarkan pada upah pembayaran dipasar kerja.
Tahap 3 : Menilai harga tiap pekerjaan untuk
menentukan pembayaran upah yang didasarkan pada keadilan internal dan
eksternal.
Menurut. Panggabean (2004:82) tahapan-tahapan yang dilalui dalam pemberian
kompensasi supaya terasa adil terdiri atas:
a. Menyelenggarakan survey gaji, yaitu survey
mengenai jumlah gaji yang diberikan bagi pekerjaan yang sebanding di perusahaan
lain (untuk menjamin keadilan eksternal),
b. Menentukan nilai tiap pekerjaan dalam
perusahaan melalui evaluasi pekerjaan (untuk menjamin keadilan internal),
c. Mengelompokkan pekerjaan yang sama /
sejenis ke dalam tingkat upah yang sama pula (untuk menjamin employee equity / keadilan karyawan),
d. Menetapkan harga tiap tingkatan gaji
dengan menggunakan garis upah,
e. Menyesuaikan tingkat upah dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (menjamin gaji layak dan wajar),
Tantangan yang dihadapi dalam menetapkan
Kompensasi
Menurut Panggabean (2004:83) metode penetapan gaji yang sebaik apapun akan
menghadapi tantangan-tantangan tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Standar gaji yang berlaku umum.
Beberapa
jabatan harus dibayar lebih dari yang seharusnya sebab oleh desakan pasar
(terutama untuk jabatan yang sukar diisi lowongannya).
b.
Kekuatan serikat buruh.
Serikat buruh dapat menggunakan
kekuatannya untuk memperoleh gaji yang sesuai dengan relatif jabatannya.
c.
Produktivitas.
Perusahaan harus memperoleh laba
agar bias tetap hidup. Sebaliknya juga pegawai tidak akan digaji lebih dari
pada kontribusi yang diberikan kepada perusahaan (digaji sesuai produktivitas
mereka).
d.
Kebijaksanaan gaji dan upah.
Beberapa
perusahaan memiliki kebijaksanaan yang menyebabkan mereka harus mengadakan
penyesuaian terhadap gaji yang telah ditetapkan. Kebijakan yang umum yaitu
memberikan kenaikan gaji yang sama kepada pegawai yang tergabung dengan serikat
kerja dengan pegawai yang tidak tergabung dengan serikat kerja.
e.
Peraturan pemerintah.
Pemerintah
turut campur dalam menentukan beberapa kebijakan yang berkaitan dengan tenaga
kerja, seperti penentuan upah minimum regional, upah lembur, pembatasan usia
kerja (15 tahun s/d 65 tahun), dan pembatasan jam kerja (maximum 40 jam /
minggu).
f. Nilai yang sebanding dengan pembayaran
yang sama .
Masalah penting dalam manajemen kompensasi
dengan kesempatan yang sama adalah “Comparable worth” (nilai yang
sebanding). Setiap jabatan yang mempunyai nilai yang sama bagi organisasi harus
dibayar sama. Comparable worth berarti pambayaran yang sama untuk
pekerjaan yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Heidjrahman
dan Suad Husnan. 2000. Manajemen Personalia.Yogyakarta: BPFE
Mangkunegara. Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Cetakan Ketiga. Bandung: Rosdakarya.
Mathis, Robert L. dan John
H. Jackson. Alih Bahasa Jimmy
Sadeli dan Bayu Prawira Hie, 2000. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Buku 1. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Panggabean, Mutiara S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan
Pertama. Jakarta: Ghalia Indonesia
Rival, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan: Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Rajawali Pers
Sihotang.A. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
PT Pradnya Paramita.
AGEN JUDI ONLINE
BalasHapusAGEN JUDI
AGEN BOLA
PROMO BONUS 988BET
PREDIKSI BOLA
AGEN JUDI
AGEN BOLA
KISAH NYATA..............
BalasHapusAss.Saya BPK. FATMA WATI Dari Kota Bandung Ingin Berbagi Cerita
dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
internet dan menemukan nomor Ki Dimas,saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya dikasi solusi,
awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Dimas alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
Dimas Taat Pribadi di nmr 081340887779 Kiyai Dimas Taat Peribadi,ini nyata demi Allah kalau saya bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.
KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!!. VIDIO PESUGIHAN DANA GAIP KY DIMAS KANJENG
Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
BalasHapushanya di D*EW*A*P*K / pin bb D87604A1
dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)
ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat ayo segera bergabung dengan kami di f4n5p0k3r
BalasHapusPromo Fans**poker saat ini :
- Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
- Bonus Cashback 0.5% dibagikan Setiap Senin
- Bonus Referal 20% Seumur Hidup dibagikan Setiap Kamis
Ayo di tunggu apa lagi Segera bergabung ya, di tunggu lo ^.^
Kambi Online Casino | Khadangpintar
BalasHapusOnline Casino Khadangpintar is the best kadangpintar place for playing slot, poker and casino games. Enjoy หารายได้เสริม a 인카지노 thrilling and authentic gaming experience!